Perspektif Masyarakat Terhadap Makam Wali Mbah Koco Negoro Kauman Honggosoco

  • Ayu Ulin Ni'mah IAIN Kudus
  • Ashif Az Zafi Zafi IAIN Kudus

Abstract

Abstrak: Perspektif Masyarakat terhadap Kesakralan Makam Wali Mbah Koco Negoro. Banyak masyarakat yang menganggap makam ini yang membawa berkah dalam kehidupannya. Penelitian ini penelitian lapangan yang dilakukan di rumah sesepuh yang mengenali makam Wali tersebut yang menggunakan metode kualitatif yang didukung dengan wawancara dan observasi serta dianalisis secra deskriptif kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa kesakralan adanya makam tersebut membawa kehidupan di dukuh Kauman menjadi lebih aman dan nyaman serta  membawa berkah bagi masyarakat tersebut .Istilah sakral adalah sesuatu yang suci atau keramat. Sakral menjadi satu hal yang sangat penting apalagi yng berhubungan dengan praktis religius.adanya makam wali ini membawa pengaruh terhadap lingkungan masyarakat. Banyak yang mendatangi makam wali tersebut untuk melakukan ziarah guna untuk memanjatkan do’a agar diberikan keberkahan dalam kehidupannya. Masyarakat juga mengenang makam ini dengan setiap tahunnya mengadakan haul mbah Koco Negoro serta istighosah sholawat Nariyah setiap malam Jum’at Legi.

 

Kata Kunci : Sakral, Makam Wali, Ziarah

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abd Hakim, Atang dkk. 2004. Metodologi Studi Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ahmad dan Amir Aziz, “Jurnal Penelitian Keislaman” Vol., No.1, (Desember 2004)
Arkoun, Mohammed. 1996. Rethinking Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
J.J. Fox. 1991. "Ziarah Visit to the Tombs of Wali, the founder of Islam on Java" dalam M.C. Ricklefs (ed), Islam in Indonesian Social Context. Melbourne: CSEAS Monash University.
Jamhari. 2001. "The Meaning Interpreted: The Concept of Barakah in Ziarah" in Studia Islamika, Vol.8, No.1.
Karya ini telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Clifford Geertz. 1989. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.
Madjid, Nurcholish. 1992. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina.
Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.1999.
Pridhadhi, Endra K.2004. Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan. Jakarta: Salemba Diniyyah.
Rahmat, Jalaludin. 1998. Islam Alternatif, 9th ed. Bandung: Mizan.
Rippin, Andrew. 1991. Muslims Their Religious Beliefes and Practise. New York: Routledge.
Saefuddin. Ahmad F. 2001. Antropologi Kontemporer. Jakarta: Kencana. 2001.
Syam, Nur.2005. Islam Pesisir. Yogyakarta: Lkis.
Tentang prinsip ini al-Qur’an menyebut Allah sampai 2.799 kali dengan menerangkan keesaaan Tuhan dan mengakhiri dengan keesaan Tuhan pula. Lihat misalnya Qs. al-A’râf (7):59,65,73,85; Qs. Hûd (11):26,50,61,84.
Wawancara pribadi dengan Bapak Hasan Bisri, Kauman, 19 Maret 2020.
Published
2020-09-11